SOAL IP ADDRESS
1. Jaringan Komputer Yang Wilayahnya Hanya Mencakup Kantor-Kantor Yang Letaknya Berdekatan Atau Dalam Suatu Kota, Disebut Jenis Jaringan
LAN
MAN
WAN
Wireless LAN
Internet
2. Salah Satu Fungsi Jaringan Komputer Adalah Sebagai Berikut,
Kecuali
Sharing file / data
Sharing printer
Mailing list
Teleconference
Reading
3. Keuntungan Topologi Jaringan STAR Adalah Sebagai Berikut,
Kecuali
Paling fleksibel
B. Pemasangan / perubahan stasiun sangat mudah
Kontrol terpusat
Hemat kabel
Kemudahan deteksi dan isolasi kerusakan pengelolaan jaringan
4. Kelangsungan Kerja Jaringan Komputer Yang Tidak Tergantung Pada
Satu Server Adalah Salah Satu Ciri Jaringan
Peer to peer
Client Server
STAR
BUS
TOKEN RING
5. Salah Satu Keunggulan Jaringan Client Server Adalah Sebagai
Berikut Ini, Kecuali
Kecepatan akses lebih tinggi
Sistem backup lebih baik
Biaya operasional yang besar
Sistem keamanan terjamin
Administrasi jaringan lebih baik
6. Terjadinya Tabrakan Pengiriman Data Pada Suatu Jaringan
Komputer Dikenal Dengan Istilah
Collision
Broken
Explode
Fusion
Attacking
7. Perangkat Berikut Ini Yang Bukan Termasuk Perangkat Jaringan
Adalah
Kartu Jaringan
Tang Crimping
Hub
Terminator
TBNC
9. Sedangkan Subnet Mask 255.255.255.240 Termasuk Dalam Kelas
A
B
C
D
E
8. Jika IP Address Sebuah Komputer Diberikan 191.168.0.100, Maka
IP Address Ini Termasuk Dalam Kelas
A
B
C
D
E
10. Suatu Sistem Yang Memungkinkan Nama Suatu Host/Server Pada
Jaringan Komputer Atau Internet Ditranslasikan Menjadi IP Address Disebut
Dengan
DHCP
DNS
FTP
HTTP
SMTP
11. Salah Satu Jenis Kabel Jaringan Yang Sering Digunakan Untuk
Topologi Bus Adalah
UTP
STP
FO
Coaxial
Serial
12. Kecepatan Maksimum Transfer Data Kabel Coaxial Adalah..
1 MBps
10 MBps
100 MBps
10 KBps
100 KBps
13. Untuk Mengetahui Koneksi Komputer Ke Switch / Hub, Dapat
Dilakukan Dengan Mengecek Suatu Hal Yang Berikut Ini, Kecuali
Lampu indikator switch / hub
Lampu indikator LAN Card
Server
Kabel LAN
IP Address
14. Permasalahan Yang Mungkin Terjadi Pada Kabel Jenis UTP Adalah
Berikut Ini, Kecuali
Konektor Longgar
Kabel short
Kabel Terbuka
Crimping kabel kurang pas
Kabel bengkok
15. Sedangkan Permasalahan Yang Mungkin Terjadi Pada Software
Adalah Berikut Ini, Kecuali
Setting konfigurasi jaringan tidak benar
Kesalahan nama komputer
Protokol yang tidak cocok
IP Address yang sama
Kesalahan service network
Pengertian Net ID dan
host ID danKelas pada IP Address
IP address memiliki 32 bit dan dibagi menjadi
dua bagian: bagian network(Net ID) dan bagian host (Host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network
yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu
network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki
net ID yang sama. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap,
bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas,
yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan
untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau
untuk keperluan tertentu
Perbedaan tiap kelas terletak pada ukuran dan
jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host
yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak
digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E
untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
IP address kelas A
Bit pertama IP address kelas A adalah 0,
dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP
address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127
network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255×255×255
IP address kelas B
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10
sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16
bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer
mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161.
Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network
255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
IP address kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan untuk
jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C
selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host.
IP address kelas D
IP address kelas D digunakan untuk keperluan
multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte
pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai
keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting
tidak dikenal istilah network ID dan host ID
IP address kelas E
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk
keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte
pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.
RELATED POSTS
- Pola Soal Subnetting dan Teknik Mengerjakannya (178)
- Meluruskan Salah Kaprah Tentang Hacker (217)
- Pilih Mana, CCNA Discovery atau Exploration? (61)
- Teknik Mengadopsi CCNA ke Kurikulum Pendidikan (52)
- Seri Mahir Sertifikasi: CCNA(129)
SHARE THIS
PENGHITUNGAN SUBNETTING, SIAPA TAKUT?
Setelah
anda membaca artikel Konsep
Subnetting, Siapa Takut?dan memahami konsep Subnetting dengan baik.
Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per
Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP
address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu?
Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa
digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
|
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa
yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet
Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan
sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah
subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host
per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0,
64, 128, 192.
4.
Bagaimana dengan alamat host
dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan
kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan
teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah
seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk
subnetmask lainnya.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP
address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua,
blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama
untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24
caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita
masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di
oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class
B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet
Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per
subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4.
Alamat host dan broadcast yang
valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk
yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet
Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3.
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0,
128)
4.
Alamat host dan broadcast yang
valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi
lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya
semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class
C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau
Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai
/30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet
Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3.
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya:
0,1,2,3,4, etc.
4.
Alamat host dan broadcast yang
valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini,
anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham
juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan
subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas
berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara
default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah
mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005
tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam
beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan
rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal
latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk
memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal
dalam waktu terbatas.
REFERENSI
1.
Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
2.
Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program
(CNAP), Cisco Systems.
3.
Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
Komentar
Posting Komentar